Rabu, 11 September 2019

Macam-Macam Model Pembelajaran

Macam-Macam Model Pembelajaran


Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam dan lebih maju dengan modifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan.
Dalam model pembelajaran pusat siswa terdapat dua model pembelajaran, yaitu:
·         Model pembelajaran cooperative learning
·         Model pembelajaran problem based learning
Berikut dibawah ini akan dijelaskan secara detail mengenai model pembelajaran cooperative learning serta problem based learning.
1.       Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a.       Pengertian Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.3

Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.

Tujuan pembelajaran kooperatif, yaitu untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

b.      Landasan Pemikiran Cooperative Learning
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivitas adalah Cooperative Learning. Cooperative Learning muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin berkelompok bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

c.       Tujuan Cooperative Learning
Cooperative Learning merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Cooperative Learning disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama siswa yang berbeda latar belakangnya.

d.      Efek-Efek Cooperative Learning
Cooperative Learning mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keberagaman ras, budaya dan agama, sastra, kemampuan dan ketidakmampuan.4

Tiga macam hasil ang dicapai dari model pembelajaran ini:
·         Efeknya pada perilaku kooperatif
Kebanyakan orang menjunjung tinggi perilaku kooperatif dan percaya bahwa perilaku itu merupakan tujuan penting bagi pendidikan banyak kegiatan ekstra kulikuler di sekolah seperti olahraga tim, produksi drama dan musik.
·         Efeknya terhadap toleransi keberagaman
Cooperative Learning tidak hanya mempengaruhi toleransi dan penerimaan yang lebih luas terhadap siswa-siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga dapat mendukung tercapainya hubungan yang lebih baik diantara siswa-siswa dengan ras dan etnis yang beranekaragam.
·         Efeknya pada prestasi akademik
Salah satu aspek penting Cooperative Learning adalah bahwa selain pendekatan ini membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan hubungan kelompok yang lebih baik diantara para siswa, pada saat yang sama ia juga membantu siswa dalam pembelajaran akademiknya.

e.      Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Cooperative Learning
Proses demokrasi dan peran aktif merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Dalam pembentukan kelompok, guru menerapkan struktur tingkat tinggi dan guru juga mendefinisikan semua prosedur. Meskipun demikian, guru tidak dibenarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok secara ketat dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas mengendalikan aktivitas-aktivitas di dalam kelompoknya. Selain itu, pembelajaran kooperatif menjadi sangat efektif jika materi pembelajaran tersedia lengkap di kelas, ruang guru, perpustakaan ataupun di pusat media.

f.        Langkah-Langkah Cooperative Learning
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng menggunakan pembelajaran kooperatif.
·         Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa belajar
·         Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan cara demonstrasi atau membuat bacaan.
·         Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.
·         Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.
·         Fas kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari.
·         Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

g.       Variasi Model Cooperative Learning
1.       STAD (Student Team Achievement Division)
Ada lima langkah yang dilakukan pada STAD, yaitu:
·         tahap penyajian materi
·         tahap kegiatan kelompok
·         tahap tes individual
·         tahap perhitungan skor perkembangan individu
·         tahap pemberian penghargaan kelompok.

2.       Jigsaw
Dibentuk kelompok oleh guru, kemudian dibentuk lagi kelompok ahli, grup ahli ini mempelajari materi yang sama, setelah siswa belajar di grup ahli, mereka kembali ke kelompok semula.

3.       Group Investigation
Siswa membentuk kelompok sendiri, kemudian guru memberikan materi dan permasalahan, setiap kelompok memecahkan masalah tersebut dan mereka dapat mencari data di kelas atau di luar kelas, setelah itu pada waktunya mereka harus melaporkan hasil kelompok dalam hal analisis dan kesimpulan.
4.       Group Resume
Dibentuk kelompok yang diberi tugas membuat resume atau rangkuman dari materi pelajaran, kemudian melaporkan hasil resumenya.5

5.       Think-Pair-Share
Beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri, kemudian bertukar pikiran dengan teman sebangku, setelah itu berdiskusi dengan pasangan lain (menjadi 4 siswa).

6.       Tipe Mind Mapping
Guru mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan ditanggapi oleh siswa, membentuk kelompok diskusi dengan anggota 2-3 orang, tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi, kemudian tiap kelompok secara acak membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru, dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

7.       Tipe Snowball Throwing
Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan, guru membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok masingmasing untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan oleh guru, kemudian menyampaikan kepada teman-temannya, masingmasing siswa menyiapkan kertas untuk menuliskan 1 pertanyaan, kemudian kertas tersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke siswa lain, kemudian siswa menjawab pertanyaaan yang ada di kertas yang di lempar tersebut.

8.       Dua Tinggal, Dua Tamu
Membentuk kelompok dengan anggota 4 siswa, beri tugas untuk diskusi, dua siswa bertamu ke kelompok lain, dua siswa yang tinggal menginformasikan hasil diskusinya kepada dua tamunya, tamu kembali ke kelompok dan melaporkan temuan mereka dari kolmpok lain.

9.       Time Token
Semua siswa di beri kartu bicara, di dalam kelompok yang sudah menyampaikan pendapatnya harus menyerahkan satu kartunya, demikian seterusnya sampai yang sudah habis kartunya tidak berhak bicara lagi.

10.   Debate
Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi oleh kelompok kontra demikian seterusnya samapi sebgian besar siswa bisa mengungkapkan pendapatnya.

h.      Karakteristik Pembelajaran Kooperatif.
Karakteristik atau ciri pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:6
1.       Pembelajaran secara tim
Pembelajaran dilakukan secara tim.

2.       Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Fungsi manajemen sebagai organisasi menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Fungsi manajemen sebagai kontrol menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif perlu ditentukan keberhasilan.

3.       Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok.

4.       Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam pembelajaran secara kelompok

i.        Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif.
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:7
1.       Prinsip ketergantungan positif (positive interpendence)
2.       Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
3.       Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
4.       Keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi (social skill)
5.       Group Processing.

j.        Kelebihan Dan Kelemhan Pembelajaran Kooperatif.
1.       Kelebihan pembelajaran kooperatif.
·         Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru.
·         Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri.
·         Membantu siswa untuk respek pada orang laindan menyadari akan segala keterbatasanya serta menerima segala perbedaan.
·         Meningkatkan motivasi siswa dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
2.       Kelemahan pembelajaran kooperatif.
·         Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
·         Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
2. Problem Based Learning.
a.       Pengertian dan Tujuan Problem Based Learning

Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

b.      Tahapan-Tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan enam langkah strategi pembelajaran berbasis masalah yang kemudian dinamakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu:8
·         Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
·         Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari barbagai sudut pandang.
·         Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
·         Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan inforamasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
·         Pengujian hipotesisi, yaitu siswa merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
·         Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan ssesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusn kesimpulan.

c.       Kelebihan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
1.       Kelebihan strategi pembelajaran berbasis masalah.
·         Problem solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
·         Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
·         Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
·         Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
·         Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
2.       Kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah.9
·         Manakala siswa tidak atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka enggan untuk mencoba.
·         Keberhasilannya membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
·         Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

3 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet.ke 3 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.203
4 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran. (Pekalongan: Stain Press, 2011), hlm.278
5 Buchari Alma, DKK, Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.83-86
6 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet.ke 3 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.207
7 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualita, Cet.ke 2 (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.266
8 Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press, 2009), hlm. 130
9 Ibid, hlm. 134-136

Tidak ada komentar:

Posting Komentar