Kamis, 03 Oktober 2019

Sudah Tidak Ada Lagi Minuman Pepsi di Pizza Hut dan KFC

Sudah Tidak Ada Lagi Minuman Pepsi di Pizza Hut dan KFC

Gambar via pepsi.com

Produsen salah satu muniman cola terbesar  PepsiCo resmi mengumumkan keputusannya untuk keluar dari Indonesia. PepsiCo mengakhiri kontrak kerjasama produksi dengan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) terhitung mulai tanggal 10 Oktober 2019.

“AIBM tidak akan lagi memproduksi, menjual, atau mendistribusikan minuman untuk PepsiCo di Indonesia. AIBM dan PepsiCo telah memberi tahu pelanggan dan karyawan kami tentang kebijakan ini,” ujar juru bicara PepsiCo melalui surel kepada Bisnis, Rabu (2/10/2019).

Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai hengkangnya perusahaan yang berkantor pusat New York ini. Nasib kariawan PespdiCo di Indonesia pun menjadi tidak jelas. Bisa jadi penambah angka pengangguran nantinya.

Pizza Hut dan KFC mengumumkan telah menghentikan kontrak kerja sama dengan PepsiCo mulai 1 Oktober 2019. Ini berarti tidak akan ada minuman Pepsi di kedua perusahaan tersebut. Nanti juga akan digantikan oleh minuman lain.

Jadi penasaran minuman kola mana yang akan menggantikan nantinya. Bisa jadi peluang produsen minuman lokal untuk naik daun. Apa yang cocok untuk gantikan Pepsi?
Kopi Kenangan atau Kopi Janji Jiwa bisa jadi alternatif. Atau Bubble Tea kali yah?

BERAPA GAJI PUAN MAHARANI SEBAGAI KETUA DPR RI?

BERAPA GAJI PUAN MAHARANI SEBAGAI KETUA DPR RI? 

Foto Puan Maharani diambil dari wikipedia


Kursi Ketua DPR periode 2019 hingga 2024 bakal diduduki oleh anggota Partai PDI-Perjuangan yakni Puan Maharani.

Menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia dari tahun 2014 sampai 2019,  Putri pertama dari Presiden perempuan pertama RI ini mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir karena bakal mengemban tugas di badan Legislatif terhitung bulan Oktober 2019.

Puan Maharani bakal mendapatkan haknya berupa gaji pokok dan tunjangan sebagai ketua DPR RI selama 5 tahun kesepian.

Berdasarkan Surat Menteri Keuangan No S-520/MK.02/2015, Puan Maharani mendapat gaji pokok Rp 5.040.000 per bulan. Tunjangan jabatan serta yang lainnya menyentuh Rp 24.395.683 setiap bulan. Jadi,  Puan Maharani akan mendapatkan gaji sebanyak Rp 29.435.683.

Selain itu, Ketua DPR RI juga mendapat tunjangan kehormatan sebesar Rp 6.690.000, tunjangan komunikasi intensif sebesar RP 16.468.000, tunjangan fungsi pengawasan dan anggaran senilai Rp 5.250.000, tunjangan berlangganan listrik dan telepon sebesar Rp 7.700.000, dan asisten anggota sebesar Rp 2.250.000. Total mencapai Rp 38.358.000 per bulannya untuk tunjangan lainnya.

Ketua DPR RI perempuan pertama Puan Maharani mendapat gaji total Rp 67.793.683 per bulannya dari gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan lainnya.

Banyak yah pendapatan cucu dari presiden pertama RI. Dibandingkan Youtuber, Ketua DPR mendapatkan jumlah yang kalah banyak lho!

Sebut saja youtuber perempuan Indonesia Ria Ricis. Salah satu situs situssocialblade.com memaparkan setiap bulannya Ricis diperkirakan mendapatkan penghasilan antara 22.400 - 357.800 dolar AS atau mencapai 5 milyar. Wow...

Rabu, 11 September 2019

Macam-Macam Model Pembelajaran

Macam-Macam Model Pembelajaran


Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam dan lebih maju dengan modifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan.
Dalam model pembelajaran pusat siswa terdapat dua model pembelajaran, yaitu:
·         Model pembelajaran cooperative learning
·         Model pembelajaran problem based learning
Berikut dibawah ini akan dijelaskan secara detail mengenai model pembelajaran cooperative learning serta problem based learning.
1.       Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a.       Pengertian Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.3

Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.

Tujuan pembelajaran kooperatif, yaitu untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

b.      Landasan Pemikiran Cooperative Learning
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivitas adalah Cooperative Learning. Cooperative Learning muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin berkelompok bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

c.       Tujuan Cooperative Learning
Cooperative Learning merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Cooperative Learning disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama siswa yang berbeda latar belakangnya.

d.      Efek-Efek Cooperative Learning
Cooperative Learning mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keberagaman ras, budaya dan agama, sastra, kemampuan dan ketidakmampuan.4

Tiga macam hasil ang dicapai dari model pembelajaran ini:
·         Efeknya pada perilaku kooperatif
Kebanyakan orang menjunjung tinggi perilaku kooperatif dan percaya bahwa perilaku itu merupakan tujuan penting bagi pendidikan banyak kegiatan ekstra kulikuler di sekolah seperti olahraga tim, produksi drama dan musik.
·         Efeknya terhadap toleransi keberagaman
Cooperative Learning tidak hanya mempengaruhi toleransi dan penerimaan yang lebih luas terhadap siswa-siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga dapat mendukung tercapainya hubungan yang lebih baik diantara siswa-siswa dengan ras dan etnis yang beranekaragam.
·         Efeknya pada prestasi akademik
Salah satu aspek penting Cooperative Learning adalah bahwa selain pendekatan ini membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan hubungan kelompok yang lebih baik diantara para siswa, pada saat yang sama ia juga membantu siswa dalam pembelajaran akademiknya.

e.      Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Cooperative Learning
Proses demokrasi dan peran aktif merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Dalam pembentukan kelompok, guru menerapkan struktur tingkat tinggi dan guru juga mendefinisikan semua prosedur. Meskipun demikian, guru tidak dibenarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok secara ketat dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas mengendalikan aktivitas-aktivitas di dalam kelompoknya. Selain itu, pembelajaran kooperatif menjadi sangat efektif jika materi pembelajaran tersedia lengkap di kelas, ruang guru, perpustakaan ataupun di pusat media.

f.        Langkah-Langkah Cooperative Learning
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng menggunakan pembelajaran kooperatif.
·         Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa belajar
·         Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan cara demonstrasi atau membuat bacaan.
·         Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.
·         Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.
·         Fas kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari.
·         Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

g.       Variasi Model Cooperative Learning
1.       STAD (Student Team Achievement Division)
Ada lima langkah yang dilakukan pada STAD, yaitu:
·         tahap penyajian materi
·         tahap kegiatan kelompok
·         tahap tes individual
·         tahap perhitungan skor perkembangan individu
·         tahap pemberian penghargaan kelompok.

2.       Jigsaw
Dibentuk kelompok oleh guru, kemudian dibentuk lagi kelompok ahli, grup ahli ini mempelajari materi yang sama, setelah siswa belajar di grup ahli, mereka kembali ke kelompok semula.

3.       Group Investigation
Siswa membentuk kelompok sendiri, kemudian guru memberikan materi dan permasalahan, setiap kelompok memecahkan masalah tersebut dan mereka dapat mencari data di kelas atau di luar kelas, setelah itu pada waktunya mereka harus melaporkan hasil kelompok dalam hal analisis dan kesimpulan.
4.       Group Resume
Dibentuk kelompok yang diberi tugas membuat resume atau rangkuman dari materi pelajaran, kemudian melaporkan hasil resumenya.5

5.       Think-Pair-Share
Beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri, kemudian bertukar pikiran dengan teman sebangku, setelah itu berdiskusi dengan pasangan lain (menjadi 4 siswa).

6.       Tipe Mind Mapping
Guru mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan ditanggapi oleh siswa, membentuk kelompok diskusi dengan anggota 2-3 orang, tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi, kemudian tiap kelompok secara acak membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru, dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

7.       Tipe Snowball Throwing
Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan, guru membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok masingmasing untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan oleh guru, kemudian menyampaikan kepada teman-temannya, masingmasing siswa menyiapkan kertas untuk menuliskan 1 pertanyaan, kemudian kertas tersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke siswa lain, kemudian siswa menjawab pertanyaaan yang ada di kertas yang di lempar tersebut.

8.       Dua Tinggal, Dua Tamu
Membentuk kelompok dengan anggota 4 siswa, beri tugas untuk diskusi, dua siswa bertamu ke kelompok lain, dua siswa yang tinggal menginformasikan hasil diskusinya kepada dua tamunya, tamu kembali ke kelompok dan melaporkan temuan mereka dari kolmpok lain.

9.       Time Token
Semua siswa di beri kartu bicara, di dalam kelompok yang sudah menyampaikan pendapatnya harus menyerahkan satu kartunya, demikian seterusnya sampai yang sudah habis kartunya tidak berhak bicara lagi.

10.   Debate
Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi oleh kelompok kontra demikian seterusnya samapi sebgian besar siswa bisa mengungkapkan pendapatnya.

h.      Karakteristik Pembelajaran Kooperatif.
Karakteristik atau ciri pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:6
1.       Pembelajaran secara tim
Pembelajaran dilakukan secara tim.

2.       Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Fungsi manajemen sebagai organisasi menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Fungsi manajemen sebagai kontrol menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif perlu ditentukan keberhasilan.

3.       Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok.

4.       Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam pembelajaran secara kelompok

i.        Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif.
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:7
1.       Prinsip ketergantungan positif (positive interpendence)
2.       Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
3.       Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
4.       Keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi (social skill)
5.       Group Processing.

j.        Kelebihan Dan Kelemhan Pembelajaran Kooperatif.
1.       Kelebihan pembelajaran kooperatif.
·         Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru.
·         Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri.
·         Membantu siswa untuk respek pada orang laindan menyadari akan segala keterbatasanya serta menerima segala perbedaan.
·         Meningkatkan motivasi siswa dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
2.       Kelemahan pembelajaran kooperatif.
·         Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
·         Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
2. Problem Based Learning.
a.       Pengertian dan Tujuan Problem Based Learning

Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

b.      Tahapan-Tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan enam langkah strategi pembelajaran berbasis masalah yang kemudian dinamakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu:8
·         Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
·         Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari barbagai sudut pandang.
·         Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
·         Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan inforamasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
·         Pengujian hipotesisi, yaitu siswa merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
·         Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan ssesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusn kesimpulan.

c.       Kelebihan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
1.       Kelebihan strategi pembelajaran berbasis masalah.
·         Problem solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
·         Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
·         Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
·         Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
·         Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
2.       Kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah.9
·         Manakala siswa tidak atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka enggan untuk mencoba.
·         Keberhasilannya membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
·         Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

3 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet.ke 3 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.203
4 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran. (Pekalongan: Stain Press, 2011), hlm.278
5 Buchari Alma, DKK, Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.83-86
6 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet.ke 3 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.207
7 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualita, Cet.ke 2 (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.266
8 Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press, 2009), hlm. 130
9 Ibid, hlm. 134-136

TEORI PENDIDIKAN

TEORI PENDIDIKAN




      A.     Pendidikan Klasik
Pendidikan klasik adalah pendidikan yang dipandang sebagai konsep pendidikan tertua. Pendidikan ini bermula dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya (pengetahuan, ide-ide atau nilai-nilai) telah ditemukan oleh pemikir terdahulu. Pendidikan hanya berfungsi memelihara atau meneruskan ke genenerasi berikutnya (Sukmadinata, 2009:7). Jadi guru tidak perlu susah-susah mencari ataupun mencipatakan pengetahuan, konsep atau nilai-nilai baru sebab semua sudah tersedia tinggal bagaimana menguasai dan mengajarkannya pada siswa.

Dalam teori pendidikan klasik lebih menekankan pada isi pendidikan daripada proses atau bagaimana mengajarkannya. Isi pendidikan tersebut diambil dari disiplin-disiplin ilmu yang telah ditemukan oleh para ahli terdahulu (Sukmadinata, 2009:8).

Dalam pendidikan klasik tugas guru dan pengembang kurikulum adalah memilih dan menyajikan materi sesuai dengan tingkat perkembangan perserta didik. Sebelum menyampaikannya pada peserta didik pendidik harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena tugas pendidik bukan hanya mengajarkan materi pengetahuan tetapi juga melatih keterampilan dan menanamkan nilai.

Ada dua model konsep pendidikan klasik yaitu perenialisme dan esensialisme. Keduanya memiliki pandang yang sama tentang masyarakat, bahwa masyarakat bersifat statis.



Gambar 1: Bagan Pendidikan Klasik

-          Materi          : pengertahuan yang berguna bagi siswa; terorganisasi secara logis dan jelas
-          Guru            : ahli dan model
-          Siswa           : insividu yang pasif


      B.      Pendidikan Pribadi/Personal
Teori pendidikan pribadi bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.

Teori ini memiliki dua aliran yaitu pendidikan progresif dan pendidikan romantik. Pendidikan progresif dengan tokoh pendahulunya- Francis Parker dan John Dewey – memandang bahwa peserta didik merupakan satu kesatuan yang utuh. Materi pengajaran berasal dari pengalaman peserta didik sendiri yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Ia merefleksi terhadap masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya. Berkat refleksinya itu, ia dapat memahami dan menggunakannya bagi kehidupan. Pendidik lebih merupakan ahli dalam metodologi dan membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing. Pendidikan romantik berpangkal dari pemikiran-pemikiran J.J. Rouseau tentang tabula rasa, yang memandang setiap individu dalam keadaan fitrah,– memiliki nurani kejujuran, kebenaran dan ketulusan.

Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri.Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual (kurikulum subjek akademis).


Gambar 2: Bagan Pendidikan Personal

-          Materi          : studenst’s experiences
-          Guru             : fasilitator
-          Siswa            : whole person



      C.      Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Keduanya juga mempunyai perbedaan, sebab yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Teknologi pendidikan lebih berorientasi ke masa sekarang dan yang akan datang, tidak seperti pendidikan klasik yang lebih melihat ke masa lalu. Perkembangan teknologi pendidikan dipengaruhi dan sangat diwarnai oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Hal itu memang sangat masuk akal, karena teknologi pendidikan bertolak dari dan merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi dalam pendidikan. Teknologi telah masuk ke semua segi kehidupan, termasuk dalam pendidikan.

Menurut pandangan klasik, pengalaman manusia itu bersifat menetap, sama dari tahun ke tahun. Berbeda dengan pandangan teknologi pendidikan, pengalaman manusia itu selalu berubah, hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. Kehidupan dan perkembangan itu selalu baru.

Menurut teori ini, pendidikan adalah ilmu dan bukan seni, pendidikan adalah cabang dari teknologi ilmiah. Dengan pengembangan desain program, pendidikan menjadi sangat efisien. Efisiensi merupakan salah satu cirri utama teknologi pendidikan. Dalam pengembangan desain program, teknologi pendidikan juga melibatkan penggunaan perangkat keras, alat-alat audiovisual dan media elektronika. Dalam konsep teknologi pendidikan, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data objektif dan keterampilanketerampilan yang mengarah kepada kemampuan vocational. Isi disusun dalam bentuk desain program dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para siswa belajar secara individual. Siswa berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak melakukan tugas-tugas pengelolaan daripada penyampaian dan pendalaman bahan. Apabila digunakan media elektronika, guru terbebas dari tugas pengembangan segi-segi nonintelektual.

Kurikulum teknologi pendidikan menekankan kompetensi atau kemampuankemampuanan praktis. Materi disiplin ilmu dipelajari dan termasuk dalam kurikulum, apabila hal itu mendukung penguasaan kemampuan-kemampuan tersebut. Dalam kurikulum, materi disiplin ilmu tersebut disusun terjalin dalam kemampuan. Penyusunan kurikulum dilakukan para ahli dan atau guru-guru yang mempunyai kemampuan mengembangkan kurikulum. Perangkat kurikulum cukup lengkap mulai dari struktur dan sebaran mata pelajaran sampai dengan rincian bahan ajar yang dipelajari siswa, yang tersusun dalam satuan-satuan bahan ajar. Dalam satuansatuan bahan ajar tersebut tercakup pula kegiatan pembelajaran dan bentuk-bentuk serta alat penilaiannya.

Teknologi pendidikan dapat didefinisikan dengan berbagai macam formulasi. Tidak ada satupun fomulasi yang paling benar, karena berbagai formulasi saling mengisi (Yusufhadi Miarso, 2004: 6). Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terintegrasi meliputi manusia, alat, dan sistem termasuk diantaranya gagasan, prosedur, dan organisasi. Teknologi pendidikan memakai pendekatan yang sistematis dalam rangka menganalisa dan memecahkan persoalan proses belajar.teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang berkepentingan dengan pengembangan secara sistematis berbagai macam sumber belajar, termasuk di dalamnya pngelolaan dan penggunaan sumber tersebut. Teknologi pendidikan beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara rasional berkembang dan berintegrasi dalam berbagai kegiatan pendidikan.

Teknologi pendidikan merupakan spesialisasi lebih lanjut dari ilmu pendidikan yang terutama berkepentingan dalam mengatasi masalah belajar pada manusia, dengan memanfaatkan berbagai macam sumber insani dan non-insani dan menerapkan konsep system dalam usaha pemecahannya itu. Penggarapan ditopang dengan sejumlah teori, model, konsep, dan prinsip dari bidang dan disiplin lain seperti ilmu perilaku, ilmu komunikasi, ilmu kerekayasaan, teori/konsep system, dan lain-lain yang tidak dapat diperinci satu per satu. Penggarapan ini dilakukan dengan sistematik dan sistemik.

Teknologi pendidikan berusaha menjelaskan, meringkaskan, member orientasi, dan mensistematiskan gejala, konsep, teori yang saling berkaitan, dan menggabungkannya menjadi satu, yang merupakan pendekatan isomeristik, yaitu pendekatan yang menekankan pada perlunya ada daya lipat atau sinergi. Teknologi pendidikan juga berusaha mengidentifikasi hal-hal yang belum jelas/belum terpecahkan, dan mencari cara-cara baru yang inovatif sesuai dengan perkembangan budaya dan hasrat manusia untuk memperbaiki dirinya.


Gambar 3: Bagan Teknologi Pendidikan

-          Materi          : competencies  
-          Guru              : expert  
-          Siswa             : active person


      D.      Pendidikan Interaksional
Pendidikan Interaksional dikembangkan berdasarkan pemikiran filsafat pragmatisme dimana masyarakat (manusia) sebagai pusat. Jadi pendidikan mengacu kepada perkembangan masyarakat. Diana Lapp (1975: 195-215) menguraikan pandangan mengenai pendidikan interaksional berdasarkan identifikasi pendidikan, pendidikan interaksional bersifat radikal yakni mengacu kepada akar proses pendidikan (apa dan mengapa), dan pendidikan tersebut bersifat humanistik yakni bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang perkembangan potensinya dipengaruhi oleh ketergantungan dengan orang lain. Konteksnya adalah masyarakat manusia. Interaksi yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh melalui interaksi antara guru dan murid, interaksi antara murid dengan content, dan interaksi antara pikiran siswa dengan kehidupannya.

Hasil belajar yang diperoleh melalui interaksi antara guru dan siswa menurut pandangan interaksional adalah adanya dialog antara guru dan siswa, belajar ada dalam pertukaran dialog tersebut. Belajar tidak sekedar mengumpulkan fakta, tetapi lebih kepada pengalaman dalam mengerti fakta yang diinterpretasikan ke dalam keseluruhan konteks kehidupan.

Interaksi antara siswa dengan content memberi arti bahwa content mengarahkan siswa untuk mempertanyakan apa (fakta), bagaimana (keterampilan) dan mengapa (tujuan/arti). Dengan demikian timbul kesadaran diri dan kesadaran sosial, bagaimana saya dapat memahami dunia saya? atau siapa saya di dunia ini?. Content merupakan aspek lingkungan siswa.

Interaksi antara pikiran siswa dengan kehidupannya didasarkan pada kebenaran tidak pernah dianggap otentik sebelum dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila siswa telah mengalaminya, pengalaman tersebut dikembalikan kepada proses interaksi antara dirinya dengan pikirannya sehingga siswa memperoleh pandangan baru tentang kehidupan.

Tarunasena Makmur (2011) mengatakan bahwa pandangan interaksional ini didasarkan pada pemikiran mengenai eksistensi manusia dalam memandang kehidupan didunia yang berdasarkan teori tentang pengetahuan dan nilai yang dianutnya. Dia juga membagi empat sub mengenai pemikiran pendidikan interaksional:
1.       Gambaran tentang Manusia
Dalam pemikiran interaksional, figur utama adalah manusia yang berinteraksi dengan sesama dan dengan dunianya. Siapakah manusia?, bagaimana kemampuanya?, apa tujuan hidupnya?. Dalam kehidupan modern, justru banyak hal yang membatasi interrelasi antara sesama manusia. Tanpa disadari, kehidupan modern mengkotakkotak manusia, sehingga diupayakan melalui pendidikan interaksional ini manusia sadar akan ketergantungan dengan sesama manusia.
2.       Pandangan Dunia
Manusia memiliki gambaran konseptual tentang lingkungannya yang tidak hanya diketahui tetapi dijalani dengan sebaik-baiknya. Menurut pandangan interaksional suara tiap individu memberi kontribusi terhadap bentuk budaya dunia yang berkembang, serta mencapai kematangan setelah beberapa generasi. Pandangan dunia merupakan dasar yang penting untuk kelangsungan hidup. Manusia tidak akan melakukan sesuatu tanpa keberartian dimana setiap orang percaya dan mengharapkannya. Hanya melalui pembaharuan komunikasi dalam masyarakat, manusia dapat menemukan bagian yang tidak berfungsi di dalam dunia, sehingga kemudian melahirkan proses baru yakni pandangan kemanusiaan. Tugas inilah yang merupakan tugas pendidikan interaksional.
3.       Teori tentang Pengetahuan
Pendidikan interaksional melihat kebenaran lebih dari sekedar metode ilmiah. Pengetahuan yang didasarkan pengamatan merupakan pengetahuan yang melibatkan kehidupan seseorang. Jika ingin memperoleh kebenaran yang dimengerti secara mendalam, maka dilakukan interaksi antara sesama manusia.
4.       Nilai
Pemikiran tentang nilai dikembangkan melalui dua pandangan yakni metoda menyeleksi nilai dan karakteristik tentang nilai. Karena masyarakat berbeda satu dengan yang lain, maka pandangan interaksional menghormati dan mendorong tumbuhnya variasi nilai dalam masyarakat seperti menerima bermacam-macam pandangan tentang kebenaran. Pandangan interaksional mendukung perbedaan nilai seperti validitas institusi, proses politik, dan teknologi, dimana elemen-elemen ini mendukung nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat, yakni nilai-nilai cinta, kebenaran, kerja sama, kebebasan, dan tanggungjawab. Manusia setiap saat berada dalam kebebasan dan memiliki tanggung jawab atas perbuatannya. Kebebasan merupakan kaki jembatan yang menyeberangkan manusia kepada tanggung jawab individu. Kemampuan seseorang memberi tanggapan, membentuk dasar masyarakat dan interaksi.

Keseluruhan dasar pemikiran interaksional tersebut memperoleh tempat tertinggi dalam memajukan umat manusia. Hal ini menuntut pemeliharaan lingkungan masyarakat, ketergantungan sosial, dan pengembangan intelektual.

Berdasarkan pemikiran tersebut kemudian oleh penganut interaksional dikembangkan teori pendidikan. Definisi pendidikan menurut interaksional adalah menumbuhkan kesadaran kritis terhadap cara memandang realitas sehingga dapat mengarahkan perbuatan menjadi efektif. Menurut Paulo Freire, manusia ada sebab mereka berada dalam situasi, dan keberadaannya lebih berarti tidak hanya memantulkan sosok bayangan dirinya melainkan karena melakukan sesuatu. Menurut penganut interaksional, pendidikan harus menemukan suatu kemungkinan yang belum teruji yang ada dalam situasi masa kini, yakni jalan untuk membantu siswa menemukan masyarakat baru dengan bentuk pendidikan baru.

Untuk mencapai bentuk pendidikan yang beriklim kemanusiaan dengan penekanan pada interaksi maka beberapa hal harus mendapat perhatian yakni :
a)      Masyarakat,
Pendidikan harus mengacu kepada unit-unit personal, kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa saling mengenal dan saling bekerjasama dalam suasana kebenaran dan kerja sama saling bergantung. Guru harus mengenal dan mempercayai, respek terhadap pengalaman dan kemampuan siswa. Penganut interaksional mentolerir individualisme dan mengajak keterbukaan terhadap berbagai kepercayaan. Di antara masyarakat pendidikan diperkenalkan dialog yakni percakapan yang mengandung kebenaran dalam masyarakat.
b)      Situasi.
Belajar harus terletak dalam konteks aktual. Belajar dapat terjadi dalam pekerjaan dan perdagangan dan dalam berbagai kehidupan nyata. Ini merupakan proses kesadaran dalam situasi kehidupan yang unik. Dengan demikian arah pendidikannya adalah masa kini dan mengacu pada masa yang akan datang.
c)       Kesadaran kritis.
Apabila pendidikan merupakan proses untuk menemukan diri sendiri melalui interaksi dengan masyarakat, maka gambaran masyarakat tersebut harus jelas bagi siswa. Siswa harus diberi kebebasan untuk mengeksplorasi realitas yang memungkinkan. Tujuan pendidikan interaksional adalah membantu siswa memperoleh kesadaran kritis mengenai realitas dalam masyarakatnya sehingga siswa memiliki keinginan untuk memperbaiki lingkungan, masyarakat, dan budayanya.


Gambar 4: Bagan Pendidikan Interpersonal

-          Materi          : particular problems of our contemporary socio cultural problem   
-          Guru              : facilitator   
-          Siswa             : student learn in his dialogic relationship with others learning is an independent effort.



Kamis, 05 September 2019

HAFALAN SURAH YASMIN


Namanya Yasmin. Usianya baru 5 tahun. Yasmin adalah salah satu murid Taman Kanak-Kanak di daerah Cibinong, Bogor.

Setiap pagi, Yasmin diantar oleh ibunya ke sekolah dan para guru dengan senyuman tulus menyambutnya di gerbang sekolah. Ada kebiasaan uniq dilakukan oleh Yasmin dan teman-temannya sebelum memulai pelajaran. Surah Al-Waqiah. Guru dan para murid bersama-sama membaca surah Al-Waqiah sebelum memulai pelajaran. Yasmin dan teman-temannya kini telah menghafalkan surah dengan 96 ayat tersebut karena selalu membacakannya tiap pagi.

Saat saya minta untuk tampil di depan teman-temannya, dengan percaya diri Yasmin menghafalkan surah Al-Waqiah. Pembiasaan positif ini bias dicontoh oleh sekolah-sekolah yang ingin membentuk murid-murid berakhlak mulia yang kelak menjadi penghafal qur’an.