Macam-Macam Model
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses
aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik
memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam dan lebih maju
dengan modifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan.
Dalam model pembelajaran pusat
siswa terdapat dua model pembelajaran, yaitu:
·
Model pembelajaran cooperative learning
·
Model pembelajaran problem based learning
Berikut dibawah ini akan
dijelaskan secara detail mengenai model pembelajaran cooperative learning serta
problem based learning.
1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a.
Pengertian
Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam
satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.3
Dalam model ini
siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri
dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.
Tujuan
pembelajaran kooperatif, yaitu untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama
siswa yang berbeda latar belakangnya.
b. Landasan Pemikiran Cooperative Learning
Pembelajaran yang
bernaung dalam teori konstruktivitas adalah Cooperative Learning. Cooperative
Learning muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara
rutin berkelompok bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
c.
Tujuan
Cooperative Learning
Cooperative
Learning merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Cooperative Learning
disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi
siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok,
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama
siswa yang berbeda latar belakangnya.
d.
Efek-Efek
Cooperative Learning
Cooperative Learning mempunyai efek yang
berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keberagaman ras, budaya dan
agama, sastra, kemampuan dan ketidakmampuan.4
Tiga macam hasil
ang dicapai dari model pembelajaran ini:
·
Efeknya pada perilaku kooperatif
Kebanyakan orang menjunjung tinggi perilaku kooperatif
dan percaya bahwa perilaku itu merupakan tujuan penting bagi pendidikan banyak kegiatan
ekstra kulikuler di sekolah seperti olahraga tim, produksi drama dan musik.
·
Efeknya terhadap toleransi keberagaman
Cooperative Learning tidak hanya mempengaruhi
toleransi dan penerimaan yang lebih luas terhadap siswa-siswa dengan kebutuhan
khusus, tetapi juga dapat mendukung tercapainya hubungan yang lebih baik
diantara siswa-siswa dengan ras dan etnis yang beranekaragam.
·
Efeknya pada prestasi akademik
Salah satu aspek penting Cooperative Learning adalah
bahwa selain pendekatan ini membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan
hubungan kelompok yang lebih baik diantara para siswa, pada saat yang sama ia
juga membantu siswa dalam pembelajaran akademiknya.
e.
Lingkungan
Belajar dan Sistem Pengelolaan Cooperative
Learning
Proses demokrasi
dan peran aktif merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran
kooperatif. Dalam pembentukan kelompok, guru menerapkan struktur tingkat tinggi
dan guru juga mendefinisikan semua prosedur. Meskipun demikian, guru tidak
dibenarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok secara ketat dan siswa
memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas mengendalikan aktivitas-aktivitas
di dalam kelompoknya. Selain itu, pembelajaran kooperatif menjadi sangat
efektif jika materi pembelajaran tersedia lengkap di kelas, ruang guru,
perpustakaan ataupun di pusat media.
f.
Langkah-Langkah
Cooperative Learning
Terdapat enam
langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng menggunakan pembelajaran
kooperatif.
·
Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa belajar
·
Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada
siswa dengan cara demonstrasi atau membuat bacaan.
·
Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam
kelompok kooperatif.
·
Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan
belajar.
·
Fas kelima merupakan fase guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari.
·
Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
g.
Variasi
Model Cooperative Learning
1. STAD (Student
Team Achievement Division)
Ada lima langkah yang dilakukan pada STAD, yaitu:
·
tahap penyajian materi
·
tahap kegiatan kelompok
·
tahap tes individual
·
tahap perhitungan skor perkembangan individu
·
tahap pemberian penghargaan kelompok.
2. Jigsaw
Dibentuk kelompok oleh guru, kemudian dibentuk lagi
kelompok ahli, grup ahli ini mempelajari materi yang sama, setelah siswa
belajar di grup ahli, mereka kembali ke kelompok semula.
3.
Group Investigation
Siswa membentuk kelompok sendiri, kemudian guru memberikan
materi dan permasalahan, setiap kelompok memecahkan masalah tersebut dan mereka
dapat mencari data di kelas atau di luar kelas, setelah itu pada waktunya
mereka harus melaporkan hasil kelompok dalam hal analisis dan kesimpulan.
4.
Group Resume
Dibentuk kelompok yang diberi tugas membuat resume
atau rangkuman dari materi pelajaran, kemudian melaporkan hasil resumenya.5
5.
Think-Pair-Share
Beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas
secara mandiri, kemudian bertukar pikiran dengan teman sebangku, setelah itu
berdiskusi dengan pasangan lain (menjadi 4 siswa).
6. Tipe Mind
Mapping
Guru mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan
ditanggapi oleh siswa, membentuk kelompok diskusi dengan anggota 2-3 orang,
tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi, kemudian tiap kelompok
secara acak membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokan sesuai kebutuhan guru, dari data-data di papan siswa diminta
membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan
guru.
7. Tipe Snowball
Throwing
Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan, guru
membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok masingmasing untuk menjelaskan
materi yang telah disampaikan oleh guru, kemudian menyampaikan kepada
teman-temannya, masingmasing siswa menyiapkan kertas untuk menuliskan 1
pertanyaan, kemudian kertas tersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari
satu sisw ke siswa lain, kemudian siswa menjawab pertanyaaan yang ada di kertas
yang di lempar tersebut.
8. Dua Tinggal, Dua Tamu
Membentuk kelompok dengan anggota 4 siswa, beri tugas
untuk diskusi, dua siswa bertamu ke kelompok lain, dua siswa yang tinggal
menginformasikan hasil diskusinya kepada dua tamunya, tamu kembali ke kelompok
dan melaporkan temuan mereka dari kolmpok lain.
9.
Time Token
Semua siswa di beri kartu bicara, di dalam kelompok
yang sudah menyampaikan pendapatnya harus menyerahkan satu kartunya, demikian
seterusnya sampai yang sudah habis kartunya tidak berhak bicara lagi.
10.
Debate
Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro
dan yang lainnya kontra. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan
didebatkan. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggotanya
kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi oleh kelompok kontra demikian
seterusnya samapi sebgian besar siswa bisa mengungkapkan pendapatnya.
h.
Karakteristik
Pembelajaran Kooperatif.
Karakteristik
atau ciri pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:6
1.
Pembelajaran secara tim
Pembelajaran dilakukan secara tim.
2.
Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi manajemen
sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan langkahlangkah pembelajaran yang
sudah ditentukan. Fungsi manajemen sebagai organisasi menunjukan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif. Fungsi manajemen sebagai kontrol
menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif perlu ditentukan keberhasilan.
3.
Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh
keberhasilan secara kelompok.
4.
Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui
aktivitas dalam pembelajaran secara kelompok
i.
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Kooperatif.
Terdapat empat
prinsip dasar pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:7
1.
Prinsip ketergantungan positif (positive interpendence)
2.
Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
3.
Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
4.
Keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi (social skill)
5.
Group
Processing.
j.
Kelebihan
Dan Kelemhan Pembelajaran Kooperatif.
1.
Kelebihan pembelajaran kooperatif.
·
Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa
tidak terlalu menggantungkan pada guru.
·
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahaman sendiri.
·
Membantu siswa untuk respek pada orang laindan
menyadari akan segala keterbatasanya serta menerima segala perbedaan.
·
Meningkatkan motivasi siswa dan memberikan
rangsangan untuk berpikir.
2.
Kelemahan pembelajaran kooperatif.
·
Penilaian yang diberikan dalam strategi
pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
·
Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
2. Problem Based Learning.
a.
Pengertian
dan Tujuan Problem Based Learning
Pengajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk
mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
b.
Tahapan-Tahapan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
John Dewey
seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan enam langkah strategi
pembelajaran berbasis masalah yang kemudian dinamakan metode pemecahan masalah
(problem solving), yaitu:8
·
Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa
menentukan masalah yang akan dipecahkan.
·
Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa
meninjau masalah secara kritis dari barbagai sudut pandang.
·
Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa
merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
·
Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari
dan menggambarkan inforamasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
·
Pengujian hipotesisi, yaitu siswa merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
·
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu
langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan ssesuai rumusan
hasil pengujian hipotesis dan rumusn kesimpulan.
c.
Kelebihan
Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
1.
Kelebihan strategi pembelajaran berbasis
masalah.
·
Problem solving merupakan teknik yang cukup
bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
·
Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
·
Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
·
Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
·
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis.
2.
Kelemahan strategi pembelajaran berbasis
masalah.9
·
Manakala siswa tidak atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka
enggan untuk mencoba.
·
Keberhasilannya membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
·
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
3 Rusman, Model-Model
Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet.ke 3 (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm.203
4 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran. (Pekalongan: Stain Press, 2011),
hlm.278
5 Buchari Alma, DKK, Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm.83-86
6 Rusman, Model-Model
Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet.ke 3 (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm.207
7 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualita, Cet.ke 2
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm.266
8 Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press, 2009),
hlm. 130
9 Ibid, hlm. 134-136